jff 2


Hari berikutnya aku bangun telat. Segera ku basuh wajah dan memaksa otakku mengingat kembali apa yang semalem terjadi hingga aku tidur larut. Aku ingat. Setelah makan malam menjadi penutup pertemuan kita, aku pulang dan iya, ada yang menghubungi ku malam itu. Tepat setelah kembalinya aku ke kamarku. Seorang wanita, ngakunya teman dari kekasih lelaki tadi.

Aku tidak akan menghabiskan waktuku hanya dengan bercerita apa isinya. Yang jelas ia memberitahuku agar aku bisa jaga jarak dengan temanku itu. Dan aku diintrogasi. Dan aku tidak akan bertanya kenapa mereka bisa tau? Kalau aku habis jalan? Menurutku wajarlah, jika di selaraskan dgn zaman yg sudah canggih saat ini. Disitulah aku tau akan ada masalah besar kedepannya. Ya Allah, lagi-lagi aku bikin ulah!

Seperti biasanya, aku pergi ke kampus menjalani aktifitas rutinan. Namun untuk bertemu dan bertegur sapa dengan lelaki itu, sulit sekali. Dalam dugaan ku, dia sibuk menghubungi pacarnya hanya untuk menjelaskan kejadian semalam.

Menurutku dia hanyalah lelaki biasa. Tidak ada kelebihannya jika dibandingkan dengan seorang ahli. Ya memang dia bukan seorang ahli, hehehe. Tapi begini, entah kharisma apa yang melekat pada jiwa dan raga nya, laki-laki itu bisa saja membuat para wanita bertelungkuk di depannya jika laki-laki itu mau melakukannya. Itu lah yang kuamati pada sebagian pribadinya.

Hal itu terjadi juga pada teman-temanku yang pernah dekat denganya. Banyak yang menyukainya bahkan tak jarang memaksaku untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan apa yang temanku inginkan.

Dan sekarang, ini terjadi pada pacarnya. Aku tidak pernah survei tentang hubungan mereka, yang kutahu, pacarnya itu kuat. Kuat mempertahankan hubungan mereka entah dalam kondisi apapun.

Sampai jam 12 siang aku kuliah, aku merasa konsentrasiku terbelah. Aku di bumi dan fikiranku di Mars. melirik ke arah bangkunya hanya akan membuat orang di sekeliling bertanya dan berprasangka. Ah, aku benci akan hal itu.

Siang itu ku lanjutkan dengan tidur siang. aku merasa kelelahan dan badan yang kurang fit, bahkan sarapan saja tak nafsu. Aku beristirahat dan mencoba melupakan segalanya. Aku kepikiran akan ada masalah apa lagi yang datang setelah ini?

Hingga sore pun tiba. Aku mendapat jawaban dr pertanyaanku yg seakan2 aku mendoakan agar aku cepat dapat masalah. dan benar. Aku mendapat kabar bahwa pacarnya ingin segera menemui ku untuk berbicara. sore itu. benar2 sore itu pas dan tepat dan cocok setelah aku bangun tidur.

Gila. Apa yang terjadi? Selalu saja terkageti dengan kejadian yang tidak terencana. Padahal hr itu aku piket masak, ada janji menghadiri temanku yang katanya mengisi seminar tentang feminisme, ada janji melihat tampilan marching band di Hutnya yang ke 21 di lapangan kampus, ada janji menemani teman-temanku buka puasa bersama di warung steak-an. Dan ternyata semua aku batalkan.


Kumantapkan saja langkahku untuk menjemput habis sesuatu yang telah mencuri fikiran ku saat itu. Aku menghampiri mereka berdua yang sedang duduk dalam naungan gazebo. Aku berbicara banyak tentang apa yang terjadi, meluruskan bahwa aku memang tidak ada apa-apa dgn lelakimu itu.

Sekian lama aku berbicara dengan wanitanya, laki-laki itu hanya terdiam. Mungkin menguping. Aku tahu sekali rasanya menjadi orang berada di pertengahan. Ya itulah yang kuamati lagi.

Aku tidak tau apa yang kurasa saat itu. Tulisan tak akan mampu mewakilkannya. Aku merasa ada, di waduk kehampaan. Ramai tapi bertahan dalam sepi. Ku respon saja pertanyaan2 dengan wajah keceriaan.

Dalam suatu kejadian, aku teringat, bahwa aku akan sedih jika pertemanan kita hanya sampai pada batas jenjang perkuliahan ini. Kita tidak akan pernah bertemu lagi dan dia hanyalah seseorang yang aku ukir sendiri di hari ini untuk menjadi masa lalu ku. Wisuda adalah saksi bisu yang akan memerdekakan kami. Dan aku tidak akan mungkin di undang ke pernikahannya.

Namun berbeda, kali ini dia mempertemukanku dgn kekasihnya. Dalam dugaanku, apakah ini jalan agar kedepannya aku bisa terus berkomunikasi tanpa terhalang pacarnya yang sebenarnya memang belum mengenalku?

Dan sekarang, pacarnya kan sudah mengenalku. Aku fikir itulah yang ia harapkan.



#just for fun

Komentar