jff 1




Rabu lalu setelah pementasan, aku nonton bersama lelaki. Lelaki itu menjemputku saat senja hampir tiba. Aku dengan kerudung merah ku, jeans hitam dan sepatu adidas merah yang ku pinjam dari kamar sebelah. Sedang dia, memakai baju yang tadi dipakai saat kuliah dengan dilapisi jaketpun, sudah terlihat menarik. jujur. aku tidak apus-apus.

Kurasa kami suka menonton apalagi hari itu pertama kalinya film ini tayang di layar kaca seluruh Indonesia. Kami sampai mendatangi beberapa tempat karna tempat duduk selalu saja penuh. Maklum, itu film terfavorit berajang Internasional. Meskipun sudah berkali-kali nonton, kurasa hanya dengannya lah aku bisa berlama-lama jalan tak mau pisah.

Tapi jangan salah sangka. Dia hanya teman seangkatan. Kalau kau lihat sekilas, dia punya kepribadian yang sok iyes, sedikit sombong dan selalu tampil perfect dengan parfum kesayangannya. Mungkin kamu akan menyukainya pada saat pandangan pertama! Sudah-sudah, jangan dibahas.

Setelah nonton nyaris 3 jam, kami memutuskan mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Kami menghabiskan waktu semalaman hanya untuk melepas penat. Kendaraan kami hentikan di pedagang kaki lima pinggir jalan. Kami memesan nasi goreng.

sebetulnya aku masih tidak tahu sebutan apa yang pantas untuk menamai hubungan kami. Bukan, bukan itu maksudnya. iya kami teman, tp kadang aku memanggilnya kakak. Kadang juga sikap saling terbuka kami seperti lebih dr seorang teman atau bisa dibilang sepasang sahabat. Namun, kadang rasa nyaman ktk berada di dekatnya, kedewasaannya, sikap perhatiannya yg lebih, membuat dia seperti seorang kekasih.

Tp dia pernah menjauhiku. Sering malah. Hanya karna takut pacarnya salah paham. yang aneh, aku tak pernah bisa menjauhinya. Bahkan benci. yang aku tahu, aku mengenalnya dan aku menyayanginya. Kalaupun sudah berbulan-bulan jauh, itu tidak ngaruh untukku. Aku tetap bisa menerima kehadirannya.

di pinggir jalan di bawah rembulan kami melanjutkan cerita kami sambil menyantap sepiring nasi goreng. Banyak yang kami bicarakan. Tentang kampus, Kkn, masa depan, masalalu, tentang kepribadian kami masing2.

kalau kau ingin tau siapa yang sering menilaiku dengan ramalan murahan, itulah dia. Aku tak perlu membayar mahal untuk itu, cukup dgn mendengarkannya dan tertawa. Katanya aku unik, katanya orang-orang menyukaiku karna sikapku yang friendly, katanya akhir-akhir ini ada temanku yang bersikap berlebihan dgn ku seperti dia mmenyukaiku. Katanya kalau aku diam aku menyembunyikan sesuatu. Katanya langkahku memilih Kkn Internasional adalah salah, krn niat awalku yg hanya mencari hiburan, katanya, katanya daaaan katanya.

Hahaha, aku suka terdiam kalau dia mulai bicara, kadang menyanggah, kadang cemberut, kadang tertawa, kadang hanya menatapnya saja. tidak jarang lelaki itu memaksaku untuk berbicara dan bercerita. aku fikir karna dia kasihan kepadaku yg hanya selalu mendengarkan. Atau karna dia merasa berbicara pada bingkai. Ah, entahlah.

memang benar, itu benar. Benar sekali. dunia jarang ngasih kesempatan aku untuk banyak berbicara. kebanyakan akulah yg mendengar. itu semua mengharuskanku belajar banyak tabiat manusia. resikonya, aku jadi susah menjelaskan bagaimana diriku sendiri. dan semua masalah bisa tertutup rapat2.

Namun berbeda dengan lelaki ini. Sungguh beruntung di dalam perjalananku bertemu dengannya. Bisa duduk bersama dan menikmati rasanya menjadi diriku sendiri. Dia sangat mengerti bagaimana aku tanpa aku harus menceritakannya. Daebak ya?

Sekarang sudah larut malam. Aku harus tidur dengan cepat karna hari akan berganti. Insyaallah aku akan melanjutkan ceritaku besok. Ntah kapan. InsyaAllah. Tunggu saja, ya.


Komentar