Narasi

Pencuri berjas hitam
http://images.joglosemar.co/2013/01/pencuri.jpg
Sore itu, hari mulai mendung. Hujan mulai turun setitik demi setitik. lambat laun petir mulai saling bersautan mengagetkan. “ah, lama sekali!” gerutu seorang gadis cuek yang mulai bosan menunggu bus di sebuah halte yang berada di sebagian kecil sudut kota Jakarta. Dilihatnya hp pink bermotif loreng kesayangannya itu. Seketika, Ia mulai kecewa lagi. Batrenya habis, pulsanya sekarat. terlebih ketika ingin menghubungi ayahnya, nomornya sedang berada di luar area.
10..20...30 menit.. detik telah berjalan menjadi menit hingga berubah menjadi jam. Namun sebuah bus yang ditunggu-tunggu kini masih belum terlihat juga batang hidungnya. Di sebuah jalan yang sepi dan becek, lewatlah sebuah bus kota yang ditunggu-tunggu. Ia mulai bangkit, bersiaga dalam tangan yang melambai. “Ciiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttt.....!!!” rem mobil beroda besar itu dengan suara menggesek hampir ke gendang telinga.
Ia mulai mulai melangkah dengan cepat. Ingin melepaskan penatnya dalam menunggu. akhirnya bus yang lama ditunggu-tunggu pun datang juga, batinnya. Berdiri tepatnya di depan, di dekat supir yang sedang menyupir. Diliriknya dengan perlahan seluruh tempat duduk yang ada di bus secara bergantian. Ternyata tak ada satupun yang tak berpehuni. Ia mulai kecewa lagi. Dengan malas, diraihnya jok atas tempat orang-orang meletakkan tas untuk menggantungkan tangannya khawatir terjatuh.
Suasana di bus saat itu mulai hening. tak ada satupun orang yang mengobrol, makan, atau bercanda ria sekali pun. Rata-rata mereka semua tertidur. Di dalam keheningan, seorang lelaki tampan berjas hitam mendekati gadis itu. Tak ada satupun darinya yang menunjukkan bahwa dia adalah orang jahat. “Hey ! ” sapa lelaki itu dengan bermuka manis. Namun tak tergoda sekalipun. Gadis itu hanya menengok lalu kembali lagi dengan posisinya seperti semula.
“Neng..” panggil lelaki itu dengan sapaan yang berbeda.
“Ya” . Kali ini ia menjawab namun tak menengok.
“Turun dimana?” ia tak menjawab lagi. Dan beberapa kali seperti itu, yang ia tanggapi hanyalah sebuah music yang menyala pada headset yang menggantung di telinga.
“15 menit lagi kota Jababeka..!!” Teriak kenek pada seluruh penumpang. sebagian yang ingin turun terbangun, sedang yang tidak ingin turun melanjutkan tidurnya. Ia mulai mematikan musicnya dan mematikan headset yang ia pakai lalu menyimpannya ke dalam tas. Melihat gadis judes itu bersiap-siap untuk pergi, lelaki berjas hitam itu mulai mendekatinya.
“Neng. “ panggil lelaki itu.
“apasih ?!! “ ia menengok kesal. di tatapnya lelaki itu dengan bola matanya yang besar, menandakan ia ingin marah dan membentak. Namun setelah lelaki itu meminta maaf, gadis itu ber ekspresi beda.
“Saya minta maaf neng, kalau ada salah.. ”
“Ya”
                “Orang kok judes banget !!! “ kata lelaki tadi dengan sembunyi-sembunyi.
Ia yang merasa di gerami itu hanya menengok tak peduli. Lalu tak lama ia menjawab.
“Masalah buat lo !!?”
“Awas ya neng, bakal nyesel kamu nanti!”
“Hhhhhh !!” jawab gadis itu dengan mata yang sinis.
Bus berhenti tepat pada pukul 18.00 pm, ia segera berlalu dari tempatnya, beranjak pulang ke rumah tercintanya.
                Setelah turun dari bus itu, ia merasa ada yang kurang. sekilas ia menengok pada pada bus yang ingin berjalan lagi. Dilihatnya tanpa sengaja lelaki tadi yang ada di jendela tempat duduknya barusan sambil melambai –lambaikan dompet hello kitty. Wajahnya senang campur licik, seperti meledek ke arahnya. Apasih maksudnya? ia masih bertanya-tanya tak mengerti. Namun tak lama, ia tersentak kaget. Tanpa basa-basi, dengan gegas dibongkarnya dompet serupa yang ada di dalam tas, namun hasilnya nihil. Dengan detik berikutnya, ia berdiam sambil bermuka datar. Namun tak lama ledak teriakan keras menghampiri. “Aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh !!!!!! “ . kekesalan yang daritadi terpendam ternyata baru dikeluarkan. lupanya ia menyadari, laki-laki itu meminta maaf karna ada maksudnya.
                Hari mulai menampakkan senjanya, hujan yang tadinya deras selama di perjalanan.. kini sudah berganti menjadi embun’’ yang indah. terlihat pelangi yang menghiasi senja memancarkan warnanya. Detik ini, gadis itu mengerti, bahwa kegagalan yang hari ini ia dapat adalah pelajaran yang ia dapat di masa depan.

                                                                                                                                                END_

Komentar