Narasi
Pencuri berjas hitam
Sore itu, hari mulai mendung.
Hujan mulai turun setitik demi setitik. lambat laun petir mulai saling
bersautan mengagetkan. “ah, lama sekali!” gerutu seorang gadis cuek yang mulai
bosan menunggu bus di sebuah halte yang berada di sebagian kecil sudut kota
Jakarta. Dilihatnya hp pink bermotif loreng kesayangannya itu. Seketika, Ia
mulai kecewa lagi. Batrenya habis, pulsanya sekarat. terlebih ketika ingin
menghubungi ayahnya, nomornya sedang berada di luar area.
10..20...30 menit.. detik telah
berjalan menjadi menit hingga berubah menjadi jam. Namun sebuah bus yang
ditunggu-tunggu kini masih belum terlihat juga batang hidungnya. Di sebuah
jalan yang sepi dan becek, lewatlah sebuah bus kota yang ditunggu-tunggu. Ia
mulai bangkit, bersiaga dalam tangan yang melambai.
“Ciiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttt.....!!!” rem mobil beroda besar itu
dengan suara menggesek hampir ke gendang telinga.
Ia mulai mulai melangkah dengan
cepat. Ingin melepaskan penatnya dalam menunggu. akhirnya bus yang lama
ditunggu-tunggu pun datang juga, batinnya. Berdiri tepatnya di depan, di dekat
supir yang sedang menyupir. Diliriknya dengan perlahan seluruh tempat duduk
yang ada di bus secara bergantian. Ternyata tak ada satupun yang tak berpehuni.
Ia mulai kecewa lagi. Dengan malas, diraihnya jok atas tempat orang-orang
meletakkan tas untuk menggantungkan tangannya khawatir terjatuh.
Suasana di bus saat itu mulai
hening. tak ada satupun orang yang mengobrol, makan, atau bercanda ria sekali
pun. Rata-rata mereka semua tertidur. Di dalam keheningan, seorang lelaki
tampan berjas hitam mendekati gadis itu. Tak ada satupun darinya yang
menunjukkan bahwa dia adalah orang jahat. “Hey ! ” sapa lelaki itu dengan
bermuka manis. Namun tak tergoda sekalipun. Gadis itu hanya menengok lalu
kembali lagi dengan posisinya seperti semula.
“Neng..” panggil lelaki itu
dengan sapaan yang berbeda.
“Ya” . Kali ini ia menjawab namun
tak menengok.
“Turun dimana?” ia tak menjawab
lagi. Dan beberapa kali seperti itu, yang ia tanggapi hanyalah sebuah music
yang menyala pada headset yang menggantung di telinga.
“15 menit lagi kota Jababeka..!!”
Teriak kenek pada seluruh penumpang. sebagian yang ingin turun terbangun,
sedang yang tidak ingin turun melanjutkan tidurnya. Ia mulai mematikan musicnya
dan mematikan headset yang ia pakai lalu menyimpannya ke dalam tas. Melihat
gadis judes itu bersiap-siap untuk pergi, lelaki berjas hitam itu mulai
mendekatinya.
“Neng. “ panggil lelaki itu.
“apasih ?!! “ ia menengok kesal.
di tatapnya lelaki itu dengan bola matanya yang besar, menandakan ia ingin
marah dan membentak. Namun setelah lelaki itu meminta maaf, gadis itu ber
ekspresi beda.
“Saya minta maaf neng, kalau ada
salah.. ”
“Ya”
“Orang
kok judes banget !!! “ kata lelaki tadi dengan sembunyi-sembunyi.
Ia yang merasa di gerami itu hanya menengok tak peduli. Lalu
tak lama ia menjawab.
“Masalah buat lo !!?”
“Awas ya neng, bakal nyesel kamu
nanti!”
“Hhhhhh !!” jawab gadis itu
dengan mata yang sinis.
Bus berhenti tepat pada pukul
18.00 pm, ia segera berlalu dari tempatnya, beranjak pulang ke rumah
tercintanya.
Setelah
turun dari bus itu, ia merasa ada yang kurang. sekilas ia menengok pada pada
bus yang ingin berjalan lagi. Dilihatnya tanpa sengaja lelaki tadi yang ada di
jendela tempat duduknya barusan sambil melambai –lambaikan dompet hello kitty.
Wajahnya senang campur licik, seperti meledek ke arahnya. Apasih maksudnya? ia
masih bertanya-tanya tak mengerti. Namun tak lama, ia tersentak kaget. Tanpa
basa-basi, dengan gegas dibongkarnya dompet serupa yang ada di dalam tas, namun
hasilnya nihil. Dengan detik berikutnya, ia berdiam sambil bermuka datar. Namun
tak lama ledak teriakan keras menghampiri. “Aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh !!!!!! “ .
kekesalan yang daritadi terpendam ternyata baru dikeluarkan. lupanya ia menyadari,
laki-laki itu meminta maaf karna ada maksudnya.
Hari
mulai menampakkan senjanya, hujan yang tadinya deras selama di perjalanan..
kini sudah berganti menjadi embun’’ yang indah. terlihat pelangi yang menghiasi
senja memancarkan warnanya. Detik ini, gadis itu mengerti, bahwa kegagalan yang
hari ini ia dapat adalah pelajaran yang ia dapat di masa depan.
END_
Komentar
Posting Komentar